PBB Ungkap Pembekuan Dana Afghanistan Dapat Picu Merosotnya Ekonomi Parah

- 10 September 2021, 16:08 WIB
PBB Ungkap Pembekuan Dana Afghanistan Dapat Picu Merosotnya Ekonomi Parah
PBB Ungkap Pembekuan Dana Afghanistan Dapat Picu Merosotnya Ekonomi Parah /ANTARA

ISU BOGOR - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengungkapkan pembekuan dana untuk Afghanistan dapat memicu kemerosotan ekonomi yang sangat parah.

Pada Kamis, 9 September 2021, PBB mengungkapkan bahwa pembekuan miliaran dola aset Afghanistan untuk menjauhkan mereka dari tangan Taliban pasti akan memicu kemerosotan ekonomi.

Pembekuan dana itu juga dapat mendorong jutaan lebih banyak warga Afghanistan ke dalam kemiskinan dan kelaparan.

Baca Juga: Ashley Cole Ungkap Zlatan Ibrahimovic Penyerang AC Milan Miliki 2 Kepribadian

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Tegaskan Kembali ke Manchester United Bukan untuk Liburan

Baca Juga: Jelang Peringati G30S, Netizen Naikkan Tagar 'Ingat Aksi Kejam PKI' di Twitter

Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons mengungkapkan perlu ditemukan cara agar uang cepat mengalir ke nagara itu guna untuk mencegah kehancuran total ekonomi dan tatanan sosial.

Lyons juga mengingatkan bahwa perlu dipastikan dana tersebut tidak disalahgunakan oleh Taliban.

Ia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB Afghanistan bisa mundur beberapa generasi.

"Ekonomi harus dibiarkan bernafas selama beberapa bulan lagi, memberi Taliban kesempatan untuk menunjukkan fleksibilitas dan keinginan tulus untuk melakukan hal-hal yang berbeda kali ini, terutama dari perspektif hak asasi manusia, gender, dan kontraterorisme," ujarnya.

Sebagian besar aset bank sentral Afghanistan senilai 10 miliar dolar AS sekitar 145 triliun rupiah diparkir di luar negeri.

Aset-aset itu dianggap sebagai instrumen kunci bagi Barat untuk menekan Taliban.

Departemen Keuangan AS mengatakan Amerika Serikat tidak mengurangi sanksi Taliban atau melonggarkan pembatasan akses kelompok Islamis itu ke sistem keuangan global.

Dana Moneter Internasional juga telah memblokir Taliban dari mengakses sekitar 440 juta dola dana cadangan darurat baru.

"Taliban mencari legitimasi dan dukungan internasional. Pesan kami sederhana: legitimasi dan dukungan appapun harus diperoleh dengan melakukan pencapaian," ujar diplomat senior AS Jeffrey DeLaurentis kepada Dewan Keamanan.

Baca Juga: 3 Pemain Manchester United Ini Bakal Diuntungkan dengan Kembalinya Cristiano Ronaldo

Rusia dan China sama-sama berpendapat bahwa aset Afghanistan tidak boleh dibekukan.

"Aset-aset ini milik Afghanistan dan harus digunakan untuk Afghanistan, bukan dipakai sebagai pengaruh untuk melancarkan ancaman atau pengekangan," ujar Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang.***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x