Seperti diketahui Taliban adalah sebuah kelompok fundamentalis Islam dan dianggap memiliki sejarah mendukung al-Qaeda, yang secara rutin membuat ancaman terhadap Israel dan menggunakan retorika anti-Israel dalam propagandanya.
Bulan lalu, juru bicara gerakan tersebut, yang terlibat dalam wawancara dalam bahasa Inggris dengan berbagai media di seluruh dunia, memberikan satu kepada penyiar publik Kan Israel.
Hanya beberapa jam setelah ditayangkan, juru bicara Taliban mentweet bahwa dia telah 'ditipu' untuk memberikannya.
"Beberapa jurnalis mungkin menyamar, tetapi saya belum melakukan wawancara dengan siapa pun yang memperkenalkan dirinya sebagai dari media Israel," tulisnya.
Sebelum Taliban mendeklarasikan diri sebagai pemerintah baru Afghanistan, Perdana Menteri Israel memperingatkan Presiden Joe Biden tentang risiko yang harus dihadapi negaranya jika pasukan AS meninggalkan Afghanistan.
Baca Juga: Militan Taliban Dituduh Membunuh Ibu Hamil Secara Brutal Dihadapan Anak-anak
“Kami hidup di lingkungan terberat di dunia,” kata Bennett, menurut transkrip pertemuan.
“Kami memiliki ISIS di perbatasan selatan kami [di Sinai], Hizbullah di perbatasan utara kami, Jihad Islam, Hamas dan milisi Iran yang mengelilingi kami. Dan mereka semua ingin memusnahkan negara Yahudi.”
Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki menyebutkan bahwa negara itu tidak berada di halaman yang sama dengan kepemimpinan baru Taliban sejauh ini.