2.040 Ritel Bangkrut Sejak April hingga Juli, APRINDO: Sehari 4 Toko Tutup

- 31 Juli 2021, 12:28 WIB
ILUSTRASI ritel modern, supermarket, toko buah-buahan.*.*
ILUSTRASI ritel modern, supermarket, toko buah-buahan.*.* /PIXABAY

ISU BOGOR - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy N Mande mengatakan akibat tidak adanya stimulus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menangani COVID-19 berdampak pada usaha ritel.

"Hari ini satu hypermarket terbesar juga menutup seluruh gerai-nya. 60 gerai ditutup total," kata Roy N Mande dalam diskusi virtual 'Polemik Trijaya: Ekonomi Politik Pandemi' di Channel YouTube MNC Trijaya, Sabtu 31 Juli 2021.

Menurut Roy, banyak dampak penanganan COVID-19 yang lamban membuat para pengusaha ritel menjerit hingga menutup gerai.

Baca Juga: Akselerasi Percepatan Vaksinasi Jelang Ramadan, 1.500 Pekerja Ritel Disuntik

"Artinya multiplier effect (dari penutupan usaha ritel) yang terjadi adalah PHK pasti, menurunkan daya beli di wilayah yang terkena PHK," ungkap Roy.

Selanjutnya, kata Roy, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) atau pedagang kecil memang dibantu pemerintah, bahkan sektor prioritas juga meningkat dalam alokasi dana Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) jadi Rp774 triliun dalam minggu ini.

"Tetapi perdagangannya itu bagaimana, dibantu produksinya, perdagangannya ditutup pasar swalayan ditutup, bahkan ada beberapa bupati menutup total pasar swalayan, nah ini kan yang menjadi problem," keluhnya.

Baca Juga: Geger! Rak-Rak Supermarket di Inggris Kosong, Tidak Ada Pekerja Akibat Ribuan Orang Isolasi Mandiri

Artinya, lanjut Roy, observasi yang mendalam atau mengajak sektor pelaku usaha riil atau hilir itu seringkali tidak maksimal atau belum berjalan sama sekali.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x