ISU BOGOR - Kandidat garis keras Iran Ebrahim Raisi, kepala kehakiman konservatif, telah memimpin perolehan suara yang tak tergoyahkan dalam pemilihan presiden setelah 90 persen suara dihitung.
Raisi, 60, menerima lebih dari 17,8 juta dari 28,6 juta suara yang telah dihitung, kata kementerian dalam negeri, berdasarkan hasil awal.
Sebelumnya pada hari itu, tiga dari empat kandidat dalam keributan itu mengakui kekalahan dari Raisi, anak didik Pemimpin Tertinggi Ali Hosseini Khamenei yang secara luas dipandang sebagai yang terdepan dalam pemilihan hari Jumat yang dirusak oleh jumlah pemilih yang rendah dan diskualifikasi banyak kandidat.
Baca Juga: Helikopter Penyelamat Jatuh di Iran
Garis keras Mohsen Rezaei, mantan panglima tertinggi Korps Pengawal Revolusi Islam, menerima lebih dari 3,3 juta suara.
Dia diikuti oleh mantan kepala bank sentral Abdolnaser Hemmati, satu-satunya moderat dalam persaingan, dengan setidaknya 2,4 juta suara, dan anggota parlemen konservatif Amir Hossein Ghazizadeh Hashemi dengan lebih dari satu juta suara.
Presiden baru akan menjabat pada Agustus saat Iran berusaha menyelamatkan kesepakatan nuklirnya yang compang-camping dengan negara-negara besar dan membebaskan diri dari hukuman sanksi AS yang telah mendorong penurunan ekonomi yang tajam.
Baca Juga: Iran Tidak Akan Mentolerir Campur Tangan Program Rudal dan Nuklir
Para diplomat Iran telah terlibat dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan di ibu kota Austria, Wina.