Network
ISU BOGOR - Menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa Iran mematuhi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau Rencana Akasi Komprehensif Bersama.
"Masih belum jelas apakah @POTUS dan @SecBlinken siap untuk mengubur kebijakan "tekanan maksimum" yang gagal dari Trump dan @mikepompeo, dan berhenti menggunakan #EconomicTerrorism sebagai "pengungkit" tawar-menawar," tulis Mohammad Javad Zarif dalam tweet pada hari Selasa.
"Iran mematuhi #JCPOA. Baca saja paragraf 36. Saatnya untuk mengubah arah," tambahnya, menekankan.
Baca Juga: IRGC: Iran Pemain Paling Kuat di Kawasan Asia Barat
Tweetnya muncul ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengklaim pada hari Senin bahwa masih belum jelas apakah Teheran bersedia mengambil langkah untuk kembali mematuhi kesepakatan nuklir Iran.
"Kami telah terlibat dalam percakapan tidak langsung ... selama beberapa bulan terakhir, dan masih belum jelas apakah Iran bersedia dan siap untuk melakukan apa yang perlu dilakukan untuk kembali patuh," kata Blinken pada sidang DPR. Komite Luar Negeri.
Sementara pemerintah AS di bawah mantan Presiden Donald Trump menarik diri dari JCPOA pada Mei 2018 dan secara sepihak menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Baca Juga: Kilang Minyak Iran Terbakar di Teheran Selatan
Sebagai tanggapan, Iran secara bertahap berhenti menerapkan sebagian dari komitmen JCPOA-nya mulai Mei 2019.
