ISU BOGOR - Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo menghimbau, masyarakat untuk tidak panik dan tetap tenang menyusul aktivitas Gunung Semeru.
Menurutnya, hasil pendeteksian alat seismograf (perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi) di Pos Pantau Gunung Sawur menyebutkan bahwa memang terjadi gempa tremor harmonik, letusan, hingga guguran lava pijar di puncak Gunung Semeru sejak Jumat 27 November 2020.
"Gunung Semeru tidak meletus, tetapi memang terjadi letusan mulai Jumat 27 November 2020 dan memang mengeluarkan lava pijar yang mengarah ke areal Curah Kobokan sebanyak 13 kali dengan jarak luncur dari lidah lava/puncak sekitar 500-1.000 meter," tuturnya seperti dikutip Isu Bogor dari Antara.
Baca Juga: Khofifah Kena Hoax Erupsi Dahsyat Gunung Semeru, Kementerian ESDM: Saring Sebelum Sharing
Baca Juga: Khofifah Klarifikasi Video Erupsi Dahsyat Gunung Semeru, Netizen: Sekelas Gubernur Aja Kena Hoax
Maka dari itu, pihaknya berharap masyarakat tak perlu panik dan tenang, sebab berdasarkan laporan dari Pos Pantau Gunung Sawur menyebutkan Gunung Semeru itu masih dalam status level waspada II.
Ia mengatakan luncuran lava pijar tersebut masih jauh dari permukiman, hutan maupun area KRB (Kawasan Rawan Bencana) I, II dan III di Gunung Semeru, namun warga diimbau untuk tetap waspada.
"Saya mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km, dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru sebagai alur luncuran awan panas," katanya.