Sekitar pukul 11.00 WIB, sebelum Puncak Fajar Kencana, rekan pendaki wanitanya bilang bahwa dirinya sedang gejala datang bulan.
"Aku lagi sumilangeun, waduh saya pikir masih kuat apa nggak, jadi saya nggak ada pikiran negatif," ungkapnya.
Setelah Puncak Fajar Kencana, bertemu lagi dengan pendaki dari Jakarta yang sedang masak mie instan dan kue lebaran.
Baca Juga: Kisah Pendaki Gunung Salak : Mendaki Secara Ghaib Bertemu Kakek yang Makamnya di Puncak Manik
"Saat itu bertemu juga dengan pendaki yang turun, mereka minta air, di situ kita foto-foto juga," katanya.
Singkat cerita, tibalah di track yang terjal, di mana para pendaki harus menggunakan tali webbing untuk ke atas.
"Saat itu gantian naiknya, karena pakai tali webbing. Salak memang tracknya luar biasa, beda banget, lembab banget, banyak jurang, rapet pepohonan," ungkapnya.
Baca Juga: Kisah Pendaki Gunung Slamet 1985, Alex dan 2 Rekannya Tersesat 14 Hari Setelah Petik Bunga Edelweis
"Saya lihat teman wanita ini sudah kelelahan, pas webbing ke lima terjal banget," ujarnya.