Studi Baru: Stres Dapat Mempengaruhi Harapan Hidup, Termasuk Kesehatan Mental dan Fisik

- 3 Juli 2022, 09:14 WIB
Studi Baru menemukan stres dapat mempengaruhi harapan hidup, termasuk kesehatan mental dan fisik.
Studi Baru menemukan stres dapat mempengaruhi harapan hidup, termasuk kesehatan mental dan fisik. /Pixabay
ISU BOGOR - Sebuah penelitian terbaru di AS menemukan orang dengan tingkat stres sosial dalam hidup mereka, dari ketegangan pekerjaan hingga diskriminasi dapat mempengaruhi harapan hidup.

Sebetulnya, kebanyakan orang tahu bahwa stres dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik.

Kemudian ketika stres itu berkepanjangan, penelitian terbaru menunjukkan, hal itu dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan tertentu seperti asma, maag, serangan jantung dan stroke.

Baca Juga: 6 Manfaat Jaga Kesehatan Mental, Nomor 5 Paling Penting Biar Hidup Semakin Semangat

Sebagaimana dikutip dari New York Times, Minggu 3 Juli 2022, dijelaskan penelitian baru menunjukkan bahwa jenis stres tertentu bahkan dapat menua sistem kekebalan Anda.

Dengan menggunakan kumpulan data yang ada, para peneliti melihat tanggapan survei dari sampel perwakilan nasional lebih dari 5.700 orang dewasa di Amerika Serikat yang berusia 50 tahun ke atas, dan merujuk silang mereka dengan jumlah sel kekebalan dari darah peserta.

Survei tersebut menanyakan kepada responden tentang pengalaman mereka dengan stresor sosial seperti ketegangan pekerjaan, stres kronis, peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, diskriminasi sehari-hari atau seumur hidup (termasuk seksisme atau usia) dan peristiwa kehidupan yang traumatis.

Tim menemukan bahwa tingkat stres yang dilaporkan lebih tinggi dikaitkan dengan profil sistem kekebalan yang lebih tua. Temuan ini dipublikasikan di The Proceedings of the National Academy of Sciences.

Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Berikut Cara Sederhana yang Bisa Kamu Lakukan untuk Memperingatinya

Saran Temuan Studi Baru Terkait Stres

Seiring bertambahnya usia sistem kekebalan Anda, tubuh Anda memiliki respons yang kurang terkoordinasi terhadap ancaman baru karena menghasilkan berbagai jenis sel kekebalan dalam proporsi yang berbeda daripada ketika Anda masih muda, kata Eric Klopack, penulis utama studi dan peneliti postdoctoral dari gerontologi di University of Southern California.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x