Dengan sistem auto base, pesan yang dikirim oleh followers akan terkirim otomatis melalui bot. Jadi, admin dari akun tersebut tidak perlu repot untuk mengirimkan pesan secara manual dengan adanya bot tersebut.
Bot pada akun base tersebut menggunakan layanan API Twitter. Sehingga, ketika Twitter menerapkan sistem berbayar untuk API maka akun-akun auto base dapat terancam punah.
Pasalnya, admin dari akun base diharuskan membayar jika masih ingin menggunakan auto base yang menggunakan API Twitter.
Namun, biaya yang dikenakan pun cukup besar. Elon Musk selaku pemilik Twitter mengungkapkan, tarif untuk penggunaan API Twitter dikenakan $100 per bulan, atau dalam jumlah rupiah sebesar Rp1.500.000 per bulan.
Dengan harga yang cukup besar itu membuat para admin base tidak sanggup untuk membayarnya. Sehingga akun-akun base tersebut terpaksa harus menutup akunnya.
Jika semua pemilik akun base tidak sanggup membayar untuk tetap menggunakan layanan API, maka seluruh base Twitter bisa saja punah.
Hal ini membuat para pengguna Twitter merasa keberatan. Pasalnya, mereka merasa kesepian jika tidak ada akun base lagi di Twitter.
Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa alasan mereka menggunakan Twitter bukan hanya sekedar membuat cuitan, tetapi juga untuk berinteraksi dengan pengguna lain melalui akun base.