Pengungsian itu dilakukan menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Semeru sejak Minggu dini hari hingga menimbulkan Awan Panas Guguran (APG) yang dikabarkan menimbun dua dusun di Kabupaten Lumajang.
Dikutip dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Semeru dari level III (siaga) menjadi level IV (awas).
Baca Juga: Update Erupsi Gunung Semeru: Wajah Bapak Ini Terkena Paparan Abu Vulkanik Sampai Celemotan
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB merinci 11 titik pengungsian itu meliputi; 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip, 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip, 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di Kantor Kecamatan Candipuro dan sisanya di SMP N 2 Pronojiwo.
Sementara itu, wilayah yang terdampak APG Gunung Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian.
"Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri, relawan dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian dan evakuasi," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan persnya.
sBaca Juga: Erupsi Gunung Semeru Terbaru, Awan Panas Sudah Mencapai 19 Kilometer
Sebanyak 10.000 lembar masker kain, 10.000 lembar masker medis dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk mengurangi dampak risiko kesehatan pernafasan akibat abu vulkanik.
"Sementara itu pendirian dapur umum sedang dalam proses oleh PMI dan Dinas Sosial," jelasnya.***