"Pernyataan Komite Eksekutif KAMI Gede Sriyana Yusuf (yang mengatakan) kalau tidak mau turun di 2024 rakyat yang menurunkan, dan sebenarnya konstitusional," ungkap Refly Harun.
Sebab, kata Refly Harun, konstitusi mengatur jabatan dua kali, sehingga tidak salah jika ancaman KAMI yang akan menurunkan Jokowi jika tak mau turun di 2024.
Baca Juga: Refly Harun Soal Penundaan Pemilu 2024: Kalau Percepat Pilpres Ada Dasar Hukumnya
"Konstitusi atur dua kali, masa jabatan pemimpin negeri, tak boleh diperpanjang lagi, cukup sudah dua kali, ganti presiden ya 2024," ungkap Refly Harun seraya menyanyikan lagu Ogie Cherista.
Tak hanya itu, Refly Harun mengatakan jika 2024, bilang ganti Presiden itu adalah konstitusi, tapi 2019 itu adalah aspirasi.
"2014 itu konstitusi, karena pasti berganti presiden karena sudah dua periode," paparnya di Channel YouTube Refly Harun, Kamis 17 Maret 2022.
Baca Juga: Polemik JHT, Refly Harun: Orang Mengatakan Jangan-jangan Pengalihan Isu Wadas
Seperti diketahui, ramai diberitakan sikap Komite Eksekutif KAMI, Gde Siriana Yusuf yang menanggapi pernyataan Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal Pemilu tak perlu tergesa-gesar digelar di 2024.
Menurutnya, pernyataan Luhut benar-benar tidak tidak memahami UUD 1945 yang jelas mengatur pelaksanaan Pemilu lima tahun sekali dan pembatasan masa jabatan presiden.
“LBP keblinger soal konstitusi, masa jabatan presiden ya sudah ditentukan 2 periode, 2 kali 5 tahun, Titik!.