Menurut Ubedilah Badrun, agama ini kan damai dan itu sangat jelas.
"Jadi bukan berarti pembelaan pada subjek Tuhannya, tetapi pembelaan pada ajaran-ajaran Tuhan itu sendiri," tutur Ubedilah Badrun.
Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap 'Kepentingan' Ubedilah Badrun Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK: Dia...
Maka dari itu, mungkin diduga pemahaman Ferdinand Hutahaean yang belum utuh soal agama dari seorang mualaf, kata Ubedilah Badrun, itu yang menyebabkan narasi beliau bercampur aduk dengan unsur subjektifnya.
"Secara emosional, sehingga ditafsirkan oleh publik sebagai sebuah serangan, penghinaan dan itu memang narasinya sangat sensitif," papar Ubedilah Badrun.***