Network
ISU BOGOR - Facebook meminta maaf atas pemadaman atau down dua kali dalam seminggu.
Facebook meminta maaf atas gangguan dua jam pada layanannya pada Jumat dan menyalahkan perubahan konfigurasi yang salah lainnya untuk pemadaman global kedua minggu ini kepada pengguna.
Perusahaan mengkonfirmasi platform media sosialnya, Instagram, Messenger, dan Workplace terkena dampak pemadaman terbaru.
Baca Juga: Paula Verhoeven Melahirkan Anak Kedua, Sejumlah Rekan Artis Merasa Kena Tipu Baim Wong, Kenapa?
Baca Juga: Paula Verhoeven Melahirkan Anak Kedua, Baim Wong Posting Foto Bayi: Bukan Adiknya Kiano
"Permintaan maaf yang tulus kepada siapa pun yang tidak dapat mengakses produk kami dalam beberapa jam terakhir. Kami memperbaiki masalah ini, dan semuanya akan kembali normal sekarang," ujar perusahaan.
Selama pemadaman terakhir, beberapa pengguna tidak dapat memuat umpan Instagram mereka, sementara yang lain tidak dapat mengirim pesan di Facebook Messenger.
Orang-orang atau netizen dengan cepat turun ke Twitter untuk berbagi meme dan lelucon tentang gangguan layanan kedua minggu ini.
"Sepertinya Facebook pergi ke minggu kerja 3 hari. Seniin dan Jumat tutup?" ujar seorang pengguna Twitter.
Instagram mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesabaran pengguna dan meme yang dibuat untuk minggu ini.
Baca Juga: Hotel Milik Mantan Presiden AS Donald Trump Rugi Jutaan Dolar Selama Masa Jabatannya
Pada hari Senin, raksasa media sosial itu menyalahkan perubahan konfigurasi yang salah untuk pemadaman hampir enam jam yang mencegah 3,5 miliar pengguna perusahaan mengakses media sosial dan layanan pesannya seperti WhatsApp, Instagram, dan Messenger.
Pemadaman pada hari Senin adalah yang terbesar yang pernah dilihat oleh grup pemantau web Downdetector dan memblokir akses ke aplikasi untuk miliaran pengguna.
Hal ini menyebabkan lonjakan pengguna media sosial dan aplikasi perpesanan saingan.
Kedua pemadaman tersebut menambah tekanan di Facebook minggu ini setelah seorang mantan karyawan menjadi pelapor menuduh perusahaan pada hari Minggu berulang kali memprioritaskan keuntungan daripada menekan ujaran kebencian dan informasi yang salah.***
