"Saya lumayan dekat dengan Pak Terawan, jadi apa namanya, dia itu darah kita diambil kemudian itu diproses selama 8 hari, diambil dendritiknya dan diproses" tuturnya.
Menurut Siti Fadilah, proses tersebut membuat dendritik selnya menjadi lebih kuat dan sama halnya seperti kerja vitamin untuk melawan virus.
Baca Juga: Epidemiolog Blak-blakan: Vaksin Nusantara Itu Tidak Ada, Kok Tiba-tiba Ada yang Mau Beli
"Menurut saya diprosesnya itu memperkuat dendritik sel kita di sana aktif receiver-receiver-nya (reseptor) kita sudah bisa kaya vitamin-vitamin yang kira-kira berperan untuk melawan virus," ujar Siti Fadilah.
"Nah, setelah itu dia di-challenge dengan virus (Covid-19) sampe virusnya lepek (mati)," lanjutnya.
Sederhananya, darah yang diambil dari tubuh manusia akan diproses selama 8 hari. Lalu selama proses berlangsung, darah dan dendritik sel bakal diberi virus yang mana untuk mengetahui apakah cara seperti itu manjur untuk melawan virus atau tidak.
Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Blak-blakan Review Vaksin Nusantara: Rasanya Itu Enak Banget...
Jika virusnya mati, maka darah yang telah diproses tersebut bakal dimasukkan lagi ke dalam tubuh manusia sebagai imunoterapi.
Setelah mendengar penjelasan dari Siti Fadilah, Ekonom Ichsanuddin Noorsy menyimpulkan jika keunggulan vaksin Nusantara dari yang lainnya yakni imunoterapi ini tidak melibatkan virus apapun, melainkan murni dari tubuh manusia.