ISU BOGOR - Jimin BTS membuat postingan di Weverse untuk mendukung kampanye I'm Sorry Jung In yang sedang tren di Korea Selatan dengan kisah yang memilukan.
Pada 3 Januari 2021 malam KST, Jimin BTS membuat postingan di aplikasi Weverse dengan sebuah kata permohonan maaf.
"Jungin-ah, maafkan aku," tulisnya.
Baca Juga: Siaran V Live Milik Kim Taehyung BTS Dapat Lebih dari 10 Juta Penonton Dunia Secara Real Time
Baca Juga: ARMY Takjub dengan Fakta Lebih Dari 10 Juta Orang di Dunia Tonton V Live BTS secara Real Time
Baca Juga: Ini Prakiraan Cuaca BMKG Kota Bogor Hari Ini, 4 Januari 2021
Ia menuliskan dalam bentuk font pulih polos dengan latar belakang hitam polos.
Awalnya postingan yang dibuat oleh Jimin ini membuat penggemarnya di selurh dunia bertanya-tanya mengenai maksud dari permohonan maafnya.
Namun para penggemar atau ARMY akhirnya mengetahui alasan tersebut dan fakta yang sangat memilukan untuk siapapun yang mendengarnya.
Jimin dengan bijak menggunakan platformnya untuk ikut bergabung dengan kampanye 'Maafkan aku Jung In-ah' yang sedang tren di Korea Selatan.
Sebelumnya, SBS menayangkan sebuah acara Unanswered Questions, acara tersebut merupakan episode yang membahas tentang Jungin.
Jungin merupakan bayi berusia 16 bulan yang meninggal tahun lalu setelah dianiaya oleh orang tua angkatnya.
Asosiasi Pencegahan Pelecehan Anak Korea merekomendasikan tren #Maaf_Jungin-ah dan telah menyebar di media sosial.
Baca Juga: Jimin BTS Dikatakan Sebagai Karya Seni Indah Saat Lakukan Tarian yang Tajam oleh Netizen
Baca Juga: Jimin BTS Dijuluki Manusia Black Swan Setelah Tampil di SBS Gayo Daejun 2020
Jimin menjadi salah satu dari banyaknya orang di Korea selatan yang membantu kampanye ini tren di real time.
Tren ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian dan kesadaran diri penggemar internasional dan mencegah pelecehan anak di seluruh dunia.
Hal ini membuat tren tersebut menjadi trending waktu nyata di Twitter.
Menurut laporan, ibu angkat dari Jungin melakukan pelecehan terhadap Jungin sejak sebulan setelah diadopsi.
Dia meninggal pada tahun 2020 di ruang gawat darurat saat berusia 16 bulan.
Orang tua angkatnya mengklaim bahwa kematian bayi tersebut karena kecelakaan, namun staf medis mengklaim bahwa itu merupakan pelecehan atau kekerasan anak.
Baca Juga: Ini Prakiraan Cuaca BMKG Puncak Bogor Hari Ini, 4 Januari 2021