Zona Merah, RS se-Kota Bogor Kena Video Conference Wakapolda Jabar, Akhirnya Dikunjungi

- 2 Oktober 2020, 23:01 WIB
Wakapolda Jabar Brigjen Pol Eddy Sumitro (kedua daei kiri)  bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (tengah) bersama jajaran direksi rumah sakit di kota hujan itu.
Wakapolda Jabar Brigjen Pol Eddy Sumitro (kedua daei kiri) bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (tengah) bersama jajaran direksi rumah sakit di kota hujan itu. /Prokompim Kota Bogor



ISU BOGOR - Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Jawa Barat, Brigjen Pol Eddy Sumitro Tambunan melakukan video conference dengan Direktur Rumah Sakit se-Kota Bogor sebagai perhatian zona merah daerah tersebut, di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Jumat, 2 Oktober 2020, sebelum dikunjungi ke lokasi. 

Brigjen Pol Eddy Sumitri didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya dan Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser dalam melakukan tugasnya itu.

Ia mengatakan, sedikitnya ada 14 indikator dari Kemenkes yang menentukan Zona Merah, lima di antaranya Kota Bogor memiliki skor rendah. Sebut saja penurunan jumlah meninggal, peningkatan jumlah yang sembuh, peningkatan OTG.

Baca Juga: Nah, Camat dan Lurah Kota Bogor Diberi Pencerahan Pengelolaan Dana Kelurahan, Ada apa?

"Sudah ada arahan Menko Kemaritiman untuk penyediaan hotel untuk OTG, Menko Kemaritiman pun langsung memberikan instruksi Kemenkes agar obat-obatan langsung dikirim ke Dinkes Kota Bogor. Untuk pasien terkonfirmasi positif dilengkapi datanya, diantaranya alamat KTP dan alamat domisili dibedakan, ini untuk menentukan mitigasi dan pencegahannya. Dengan data ini membantu kita mencegah agar penularan Covid-19 tidak masif," katanya.

Sementara itu, Bima Arya menyampaikan data terbaru perminggu ini Kota Bogor kembali zona merah.

Kota Bogor mengalami penurunan skors dari 199 menjadi 165. Turunnya skor ini disebabkan beberapa faktor sebut saja kasus kematian (Mortality) yang meningkat, yakni adanya enam kematian dalam satu minggu, keterisian tempat tidur, dan angka kesembuhan (recovery rate).

Baca Juga: Mulai Berperan Sebagai Sekda Kota Bogor, Ini Pesan Syarifah Sofiah Kepada Anak Muda Soal Pancasila

"Kami Ingin meminta kerjasamanya untuk fokus betul, bersama-sama memperbaiki semua lini," ujar Bima Arya.

Dia menjelaskan, Mortality yang tercatat meninggal positif Covid-19 ada 80 persen yang merupakan pasien dengan penyakit bawaan atau komorbid, seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, stroke, dan lainnya. Usia pasien yang meninggal pun didominasi usia lanjut.

"Point utamanya pasien dengan komorbid harus menjadi atensi khusus dengan memberikan obat yang akan dikirim kementerian, yakni Klorokuin Fosfat dan Avigant untuk mempercepat kesembuhan," ujarnya.

Bima melanjutkan, terkait ketersediaan Tempat Tidur (bed) ia meminta kerjasama, terutama delapan Rumah Sakit rujukan agar mengusahakan penambahan bed dan sudah ada beberapa yang bersiap menambah bed.

Tak hanya itu, ia pun meminta Rumah Sakit meng-update data pasien berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor agar tidak berubah-ubah.

Baca Juga: Ternyata Bima Arya Pernah Titip Anak Pertamanya Sewaktu Bayi di Australia

"Sesuai dengan apa yang di data kita, fasilitas Covid-19 untuk merah, kuning, hijau semuanya itu disampaikan ke Dinkes, sehingga data tidak berubah ketika kami mengupdate data dengan Satuan Tugas Covid-19 nasional," tegas Bima.

Pemkot Bogor tengah berupaya menyiapkan satu hotel untuk khusus Orang Tanpa Gejala (OTG) yang akan dibantu BNPB.

Sementara di BNN Lido, sudah ada 11 OTG diisolasi meski awalnya tidak mudah mengajak pasien kesana, tetapi Pemkot Bogor terus melakukan pendekatan.

Baca Juga: UPDATE: 45 dari 1.896 Kasus Positif Corona di Bogor Berasal dari Kawasan Puncak

"Jadi yang hijau alias tidak ada gejala ini perawatannya tidak lagi di rumah sakit," tuturnya.***

Editor: Linna Syahrial

Sumber: Prokompim Kota Bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x