ISU BOGOR - Kasus penyerbuan hingga memukul dan menendang sampai 'terbang' oleh oknum Satuan Polisi Pamong Praja (SatpolPP) Kabupaten Bogor, Jawa Barat kepada pendemo dugaan korupsi pembangunan RSUD Leuwiliang kalangan HMI MPO, yang sempat membuat pimpinannya, Agus Ridlo meminta maaf melalui media massa tak lantas dilakukan secara langsung berkomunikasi dan mengunjungi kepada korban.
"Sampai saat ini tidak ada (komunikasi) pun," kata Koordinator aksi demo dugaan korupsi pembangunan RSUD Leuwiliang, Badru Tamam yang terjadi pada Kamis, 17 September 2020, saat dihubungi IsuBogor.com, Sabtu, 19 September 2020.
Badru menyampaikan, HMI MPO tidak mengharapkan banyak hal kepada SatpolPP Kabupaten Bogor, aparat hukum dan pemerintah setempat kecuali pengusutan terhadap tindakan represif oknum yang menendang dan memukul teman-temannya berdemo.
Baca Juga: Heboh, SatpolPP Kabupaten Bogor Serbu Pukul dan Tendang Pendemo Pembangunan RSUD Leuwiliang
Serta tuntutan demo dalam dugaan korupsi pembangunan RSUD Leuwiliang dari mahasiswa tersebut dipenuhi.
Yaitu menghentikan proses pembangunan untuk sementara waktu, mendesak Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor memaksimalkan pengawasan.
Selanjutnya, mendorong aparat hukum mengambil langkah serius menyikapi dugaan korupsi pembangunan RSUD Leuwiliang itu dan menangkap hingga memenjarakan oknum yang terlibat dalam dugaan korupsi tersebut.
Meskipun disayangkan belum ada komunikasi maupun kunjungan bagi teman-teman demonya yang kini menjadi korban dan hanya mendapatkan perawatan di rumah saja, kata Badru, SatpolPP tidak perlu khawatir karena HMI tidak mengiba bantuan.
"Tidak ada (bantuan), dan memang kami tidak mengharapkan hal itu
Kami hanya berharap tuntutan kami dipenuhi, dan juga insiden kemarin diproses secara hukum," ungkapnya.