Padahal, satu hari sebelumnya Pemkot Bogor bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah menyepakati bahwa SSA linkgar Kebun Raya Bogor diberlakukan dua arah untuk mengurai kemacetan pasca penutupan jalan Otista.
Namun, menyusul volume kendaraan yang tak sebanding dengan existing kapasitas jalan, membuat sejumlah ruas jalan SSA Lingkar Kebun Bogor (Juanda-Pajajaran-Jalak Harupat) mengalami kemacetan parah pada pagi hari.
Sehingga petugas pada pukul 08.30 WIB berinisiatif mencabut kembali penerapan dua arah di lingkar Kebun Raya Bogor. Berdasarkan pantauan SSA Lingkar Kebun Raya Bogor yang diterapkan dua arah tidaklah seperti pada 2014 silam.
Baca Juga: SSA Seputar Kebun Raya Diberlakukan 2 Arah, Bogor Lancar?
Pemkot Bogor dan Forkopimda banyak melakukan rekayasa lalu lintas dengan memutarkan kendaraan dari berbagai arah di sejumlah ruas jalan, seperti kendaraan dari arah Juanda yang hendak ke Jalak Harupat, harus berputar ke Air Mancur (khusus bagi mobil), namun bagi kendaraan roda dua bisa langsung.
Kemudian kendaraan dari Jalak Harupat ke Jalan Pajajaran harus memutar ke jalan Salak atau Pangrango. Begitu pula kendaraan dary arah Jalak Harupat yang hendak ke Sudirman harus berputar di simpang Kapten Muslihat-Juanda. Selanjutnya, kendaraan yang datang dari arah Juanda ke Suryakencana menuju Empang.
Meski demikian, berdasarkan pantauan di sejumlah ruas-ruas jalan yang biasanya macet parah saat diberlakukan SSA dan rekayasa lalu lintas sepekan lalu, kini justru relatif lancar. Seperti simpang Warung Jambu, Simpang Tol BORR Kedunghalang, Barangsiang, dan Simpang Tugu Kujang.
Situasi tersebut tentu membuat masyarakat geram hingga menimbulkan pro kontra terkait kebijakan inkonsistensi dari Pemkot Bogor dalam melakukan rekayasa lalu lintas imbas dari proyek pelebaran jembatan di jalan Otista Bogor itu.
Baca Juga: Rute Pengalihan Jembatan Otista Bogor Terbaru saat SSA Diberlakukan Dua Arah