Bima Arya melakukan pengecekan pengerjaan proyek yang diklaim pihak kontraktor sudah 90 persen pengerjaan. Menurutnya ada beberapa detail pengerjaan yang jadi persoalan.
Diantaranya, Bima Arya menyoroti kondisi guiding block untuk tuna netra yang retak, elevasi antara ketinggian trotoar dengan akses masuk ke rumah warga atau pertokoan serta pembatas pohon yang terlalu besar, sehingga memakan luasan trotoar dan menghalangi akses pejalan kaki.
Baca Juga: Banjir di Bogor, Bima Arya Akui Adanya Penyumbatan dan Pendangkalan Sungai
"Ini kurang detail, pengerjaannya kurang detail, pengawasan juga tidak detail, sehingga ketika saya turun itu kelihatan persoalan-persoalannya," jelasnya.
Menurut dia seharusnya detail pengerjaan proyek harus dipastikan lagi, karena esensinya adalah agar masyarakat nyaman berjalan di trotoar.
"Supaya orang tidak jalan di jalan mobil. Ini gimana mau nyaman, mentok-mentok tadi, mentok pohon, mentok tiang, pembatasan pohonnya itu dibuat terlalu besar. Jadi orientasinya adalah untuk pejalan kaki supaya nyaman, ini kurang diawasi menurut saya, dinas kurang turun, kontraktor juga kurang detail," sebutnya.
Baca Juga: Siaga Bencana Alam di Bogor, Bima Arya: Laporkan Apabila Ada Lurah yang Cuek
Untuk itu di masa pengerjaan yang sisa 8 hari lagi hingga akhir Oktober, ia memberikan ultimatum akan kembali melakukan pengecekan pengerjaan yang harus dikerjakan secara detail.
Kepada dinas terkait Bima Arya meminta agar tiang-tiang yang tidak berfungsi segera dibongkar, karena mengganggu akses pejalan kaki.
Ia juga meminta agar ada komunikasi dengan pemilik rumah dan toko untuk memastikan elevasi antara rumah warga dan toko dengan trotoar sejajar sehingga tidak mengganggu akses warga.