Hal itu diungkapkan Bima Arya dalam rapat siaga bencana alam di Institut BPJS Ketenagakerjaan, Jalan Dadali, Kota Bogor, Jumat 14 Oktober 2022.
"Tadi kata teman-teman di DPRD ada Rp 25 miliar di anggaran perubahan. Angka ini harusnya leluasa untuk tanggap darurat bencana sampai tahun anggaran selesai tapi untuk relokasi tidak cukup," ungkap Bima Arya.
Baca Juga: Bima Arya Sebut 1 Korban Longsor Bogor Sudah Ditemukan: Tinggal 2 Orang Lagi
Bima Arya menuturkan, situasi ini harus disikapi tidak hanya jangka pendek, tapi juga jangka panjang. Jangka pendek akan dilakukan normalisasi pembersihan di sungai.
Sementara untuk jangka menengahnya, kata Bima Arya, harus dipastikan logistik di posko terpenuhi dan updating data. Untuk jangka panjang memetakan titik-titik rumah yang akan direlokasi.
"Dalam satu minggu saya sudah memberikan deadline untuk lakukan pemetaan berapa rumah yang wajib direlokasi, karena lokasinya berbahaya atau melanggar aturan di seluruh Kota Bogor. Jadi tahu penganggarannya berapa dan tahapannya," tegas Bima Arya.
Dalam kesempatan itu, Bima Arya juga menyebutkan bahwa Pemkot Bogor telah menetapkan tanggap darurat bencana hingga 31 Desember 2022.
Maka dari itu, Bima Arya meminta jajarannya untuk siaga di dalam kota alias tidak ke luar Kota Bogor jika dirasa tidak ada yang mendesak.
"Saya tidak melarang ke luar kota, tapi tolong diprioritaskan yang betul-betul penting saja. Kalau terkait koordinasi kebijakan silahkan, tidak apa-apa, tapi kalau tidak urgent, ya standby di Kota Bogor seminggu ke depan," ujar Bima Arya.