ISU BOGOR - Ketersediaan oksigen medis di rumah sakit di Kota Bogor semakin kritis. Pasokan dari stasiun pengisian oksigen pun menipis. Wali Kota Bogor Bima Arya meminta pemerintah pusat untuk bergerak lebih cepat mengatasi kelangkaan oksigen ini.
“Kondisinya memang masih kritis, masih darurat. Semua mengeluhkan pasokan di pabrikan yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan saat ini sehingga jalur distribusi ke RS terhenti. Jadi masuk sedikit-sedikit dan dipaksa dibagi ke rumah sakit yang betul-betul membutuhkan,” ungkap Bima Arya, Jumat 16 Juli 2021.
Bima juga menyebut, kondisi seperti ini membuat Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sejumlah RS di Kota Bogor tidak bisa melayani pasien.
Baca Juga: Penyusunan Anggaran, Bupati Bogor Minta Dana Pelatihan dan Rapat-Rapat di Hotel Didrop
“Oksigennya sudah habis. Sementara filling station ini juga tergantung pasokannya dari pabrikan. Yang di sana (pabrikan) juga kapasitas produksinya terbatas. Jadi, situasinya memang sangat darurat, semuanya menyiasati dengan cara membagikan dulu bagi RS yang membutuhkan,” terang Bima.
Untuk itu, Bima Arya mendesak kepada pemerintah pusat untuk bergerak lebih cepat mengatasi kelangkaan oksigen.
“Karena dampaknya banyak. Berdampak pada angka kematian warga Isoman yang melonjak, berdampak juga pada keterisian tempat tidur. Tempat tidur di RS pun tidak bisa digunakan karena oksigennya juga tidak ada. Jadi, rasanya semua harus bergerak cepat,” tegasnya.
Baca Juga: PPKM Darurat, Ade Yasin Bingung Covid-19 di Kabupaten Bogor Penambahan Kasusnya Sehari Diatas 900
Kota Bogor, lanjut Bima, saat ini sudah membeli 150 tabung oksigen yang akan diprioritaskan untuk kebutuhan RS.